Sunday, 23 March 2014

jatuh sakit

Assalamu'alaykum.. entah kenapa hari ini ingin menulis sesuatu di blog yang sudah lama tak aku kunjungi. Daripada kata-kata ini terus berputar-putar di pikiranku, lebih baik aku tuangkan disini. Dan semoga aku istiqamah menulis di blog ini, aku ingin menulis sesuatu yang bermanfaat :')
Jatuh sakit disaat sendirian di kota orang tanpa keluarga memang cukup menyedihkan. Berbeda kalau di rumah, mama pasti sigap menemaniku, membuat makanan yg enak agar aku segera makan walaupun sebenarnya susah sekali untuk makan karena mual, papap yang juga sigap membelikan obat untukku dan beberapa jajanan yang aku mau padahal sebenernya aku tidak boleh makan jajanan yang aku suka dulu sebelum sembuh total, tap demi membuatku senang papap mencoba menghiburku sambil sesekali menasihatiku untuk jangan dulu memakan jajanan yang biasa aku makan ketika sehat.
Jika badanku sakit, mama mengurut dan memijitnya halus dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Rasanya satu sentuhan mama saja badanku kembali merasa segar. "Tangan halus dan suci" ya begitu kata lirik lagu Bunda by Melly Goeslaw. Tangan mama benar-benar halus dan suci, walaupun mama selalu bilang "tangan mama kasar" tapi bagiku tidak, tangan mama adalah tangan yang pertama kali membelaiku dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, dan kelembutan itu akan tetap ada mah. Kulitnya memang mulai agak kasar, tapi itu adalah bukti cinta dan perjuangan mama membesarkanku sampai aku bisa sehat, senang, kenyang, bahagia dan banyak lagi sejuta perasaan. Aku rindu mah, rindu belaian mamah, ketika jauh dari mamah seperti ini, aku hanya bisa menelpon mama, tapi begitulah mama, selalu baik dan sangat baik, ketika aku mencoba menelpon dari handphone ku, mamah hanya bilang "biar mama saja yang menelpon, nanti pulsa mu habis" begitu baiknya mamah, padahal tak sering aku melakukannya, bahkan aku jarang mengabari mamah lewat sms, karena aku yang so sibuk. Betapa teganya aku tak mengabari Ia yang selalu menanti kabar dariku. Dan malam tadi, ketika aku jatuh sakit dan rindu sekali sama mamah, mamah menlepon ku. Kami bercerita banyak hal. Aku menceritakan agendaku, kejadian selama seminggu ini, nilai ujianku, dan... berat sekali mengatakan padanya kalau aku jatuh sakit. Ya memang berat sekali, aku takut mamah jadi khawatir, aku hanya berharap mamah mengatakan kata-kata manis nan indah penuh doa yang mampu menenangkanku. Alhamdulillah.. harapanku terkabul, mamah mengucapkan kata-kata itu. Alangkah bahagianya aku, aku bahkan bisa merasakan mamah dekat, bahkan aku mengimajinasikan saat itu mamah membelaiku penuh kasih sayang, seperti saat aku di rumah. Kerinduanku terobati. Mamah juga menyarankan beberapa obat untuk aku minum, tapi disini aku mempunyai sahabat yang baik, ia memberikan madu dan obat herbal agar kondisiku membaik. Tak lupa aku juga rindu papap, aku menanyakan kabarnya.Walaupun papap tak ikut berbincang-bincang dengaku di telepon, tapi aku tahu papap juga khawatir dengan kondisiku, dan ingin tahu kabarku, anak perempuannya yang ke-2 yang merantau ke kota orang. Pastilah seorang ayah khawatir, tapi ia pasti melepasku dengan penuh doa pengharapan dan keikhlasan, berdoa agar kelak aku bahagia menjadi seperti apa yang aku cita-citakan. Papap... beliau adalah lelaki yang mendukung semua perjalanan hidupku dari kecil, dan aku selalu berdoa semoga Ia tetap selalu menemani perjalanan hidupku sampai akhir hayatku. Walaupun nanti mungkin akan ada seorang pangeran yang menemaniku yang entah kepada siapa tangan papap akan bersalaman untuk pertama kalinya di hadapan Allah mengikrarkan janji suci itu *eaaa :p , aku tetap ingin Papap menemaniku, agar aku bisa melihat senyumnya, dan tetap mendengar nasihat-nasihatnya yang penuh pelajaran untukku.Lalu, semua perjalanan hidupku dari kecil sampai nanti yang tak mudah untuk kulalui sendiri. Gagal, terjatuh, bangkit, berhasil dan mengambil pelajaran, papap menemaniku. Allah mengirimkan aku papap yang kuat, lewat Ia aku belajar semua itu. Allahu Akbar! . Walaupun papap tak selalu mendengarkan ceritaku seperti ketika aku bercerita banyak hal pada mamah, aku yakin dalam diamnya papap memperhatikan dan papap ingin mencoba memberi saran terbaiknya. Tapi tak apa, cukup dengan sikap nyatamu papap, aku sudah senang, papap selalu sigap membantu menyelesaikan masalahku, begitupun mamah dengan kelembutannya tapi mamah juga sangat sigap, semua itu demi membuatku bahagia. Aku rindu mah.. pap, semoga mamah papap selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Memang cukup sulit hidup jauh dari keluarga. Selama menjadi anak rantau, makanku tak teratur, mungkin gizinya juga kurang, ditambah dengan seabreg aktifitasku. Sungguh tak seimbang kan. Tapi, aku selalu ingin mencoba hidup disini dengan baik, karena Allah telah memberi rejeki kepada kedua orang tuaku agar aku mendapat perbekalan yang cukup disini. Tak mudah untuk mendapatkannya, mama dan papap harus bekerja kerja pagi,siang, bahkan malam. Bisa dibayangkan bagaimana kelelahan yang mama papap rasakan. Mungkin jika aku yang melakukannya, aku belum sanggup. Tapi aku? aku malah membalas dengan menghambur-hamburkannya, menggunakan untuk sesuatu yang kurang bermanfaat, sesuatu yang kuinginkan bukan kubutuhkan. Aku selalu ingat kata-kata mamah "membeli sesuatu itu karena kita butuh, bukan ingin" sekarang aku mengetahui makna dibalik kata-kata itu. Semoga suatu saat nanti aku bisa membalas semua kasih sayang, cinta, dan perjuangan mu mama papap. Aku selalu mendoakanmu, seperti mama papap yang tak pernah lupa mendoakanku juga.
Syafakillah Tiara...
aku juga rindu kakakku, kakak perempuan yang juga merantau ke Surabaya untuk sebuah cita-cita mulia. Selamat berjuang ka! semoga Allah senantiasa menlindungimu, memberkahi perjuanganmu, dan memberi kesabaran juga kekuatan. Aamiin.
Aku sayang mereka Ya Allaah..

No comments:

Post a Comment